oleh

Liku-Liku Perjuangan Linda Mutia, Hingga Menjadi Pengusaha Sukses

POLISI MEWS, JAKARTA – Sangat menarik dan enak jika berbincang dengan orang cerdas dan bertalenta. Linda Mutia, Direktur PT. Karya Menara Abadi, salah satunya yang berhasil diwawancarai Polisi News.

Pengalamannya mulai dari krimbat rambut, kerja di Holand Bakri, jadi SPG hingga berhasil mendirikan perusahaan, diceritakan dengan runut oleh Linda Mutia

Berikut obrolan wartawan Polisi News (PN) dengan Linda Mutia (LM) di kawasan Klender Rabu 18/01/2023.

(PN): Anda piawai sekali berkomunikasi dan promosi. Dulu waktu kuliah jurusan apa?

(LM): Masa sih, biasa aja nih Mas. Oya…Saya tidak pernah kuliah, hanya tamat SMA. “Linda buru² jelaskan tentang dirinya.”

(PN): Tidak hanya saya yang berkata demikian, tapi banyak orang. Bagaimana ceritanya hingga anda bisa sesukses gini dan punya perusahaan dan usaha macam-macam?

(LM): Dari mana ya saya harus memulai?. Bagusnya dari awal, tutur Linda.
Saya ini berangkat dari Padang bermodal Ijazah SMA. nekat dan minta izin orang tua ingin cari kerja di Jakarta. Awalnya orang tua ragu, tapi saya yakinkan hingga diizinkan.

Sesampai di Jakarta numpang di rumah Bibi, adiknya Mama. Esok harinya urus KTP dan dapatlah Resi KTP. Dengan Resi itu saya lamar di Holand Bakri Melawai Blok M, dan diterima. Namun saya kecewa di situ, baru dua bulan kerja, karena ketahuan saya lakukan sholat lima waktu sehingga dikeluarin oleh Bos-nya.

Saya tidak kecewa, kemudian lamar lagi di Salon sebelahnya dan diterima. Satu bulan berurusan dengan krimbat dan cuci rambut, kemudian ada lowongan di Asuransi Jiwa Seraya.

Karens ingin gaji yang lumayan, kemudian ada teman yang ajak untuk lamar di Great River Garment, dengan spesialis promo dan jual produk Kemeja Savile Row dan rupanya saya diterima.

Alhamdulillah di situlah awalnya saya mengenal bagaimana proses suatu bisnis. Saya jalani dengan sungguh dan semangat dan ternyata bisa. Dan setiap ada tawaran dari Bos, untuk presentasi dan promo produk, saya duluan angkat tangan. Karena dianggap bisa sehingga hanya 1 bulan saya jadi SPG, langsung dipromosi jadi Chip Conter. Nasib baik karena kemauan keras sehingga 4 bulan kemudian diangkat lagi menjadi Supervisor.

(PN) : Luar biasa dong melejit jenjang kariernya. Gimana tanggapan para seniornya?

(LM) : Ada juga yang iri hingga nyeletuk. “Apa² nih anak baru?” celetuknya. Tapi saya tidak peduli, yang penting setiap ada tawaran dan tantangan baru, saya lebih dulu angkat tangan menyatakan siap dan sanggup.

(PN) : Apa yang sangat berkesan selama karirnya di tempat itu?.

(LM) ; Big Bos yang punya perusahaan itu, Pak Roelianto. Beliau jika tegur anak buahnya yang punya jabatan, selalu standarkan pada saya. “Kaya Linda dong, cerdas dan inovatif. Masa kamu atasannya kalah sama dia? ,” ujar Pak Roelianto.

Pada suatu waktu pak Roelianto memanggil saya untuk promosikan produk ke Pasar Baru Jakarta Pusat. Karena atasan Linda sudah beberapa kali gagal melakukan hal itu.

Saya disuruh Pak Roelianto, menemui seseorang sambil membawa produk kemeja Errow. Sayapun berangkat dan berhasil menemuinya.

Kepada Bos Pasar Baru itu saya promosi. “Saya bawa beberapa Kemeja Errow, sebetulnya untuk di Gajah Mada Plasa, tetapi karena saya menghargai bapak, maka saya ingin bapak memilih duluan dan sisanya baru saya bawa ke Gajah Mada Plasa,” ucap saya

Dengan senang hati orang tersebut, memilih dan membeli produk yang saya bawa, hingga ia bayar sebanyak Rp 25 Juta.

Hasil itu, saya lapor ke pak Roelianto. Dia senang banget, sambil berucap “gila kamu Linda. Atasan mu gak bisa lakukan itu,” ucapnya bangga.

“Besok kamu Linda harus lakukan satu lagi, yaitu promo di Gajah Mada Plasa, temuin si -A.” Roelianto sebut nama seseorang.

Besoknya pun Linda pergi temui orang tersebut, sambil bawa produk lumayan banyak. Dengan cara seperti di Pasar Baru, Linda tawarkan, dan Alhamdulillah berhasil jual senilai Rp 40 Juta.

Setelah balik ke kantor mendengar laku sebanyak itu, pak Roelianto terpingkal-pingkal kegirangan. Sambil memerintahkan kepada bagian kendaraan untuk menyiapkan mobil untuk Linda.

“Alhamdulillah satu²nya Sales Presentatif yang mendapatkan mobil dari perusahaan adalah saya,” ucap Linda bersyukur.

Tidak pake lama, pada hari itu juga saya minta kepada teman untuk ajarin setir mobil di area kantor. Dan ternyata bisa, tapi saat pulang masih ditemani dia sampai rumah.

Tapi besoknya, saat ke kantor bermasalah, karena suami juga belum bisa nyupir. Terpaksa Linda beranikan diri nyupir dan minta suami temanin di samping. Karena sudah punya mobil sendiri, maka suamipun saya suruh belajar mobil.

(PN) : Gimana sampai bisa kerja sama dengan banyak gubernur?

(LM) Saya punya ide, untuk promosikan daerah mereka tanpa dibayar. Dengan cara itu mereka kaget. Lalu mereka bertanya, dengan cara bagaimana, anda bisa berbuat tanpa anggaran?. Saya akan bikin buku tentang daerah dan daya tariknya. Dalam buku itu tentu ada yang minat untuk pasang iklan, dan mereka akan senang dan bayar. Dengan ide itu Gebernur kaget dan senang sambil berucap “Kamu brilian sekali Linda, bisa bantu majukan daerah kami, padahal kamu bukan orang sini, tetapi peduli untuk kami. Orang asli sini mana ada yang peduli dengan daerahnya” Jawab gubernur. Mulai saat itulah gubernur percaya, dan mereka senang dengan buku yang saya cetak dan disebarkan, hingga buku laku dijual. Begitu ceritanya, tutup Linda. (Teo Wawo)