POLISI NEWS, WAWO BIMA – Galaunya para tokoh masyarakat dan tokoh agama di Desa Pesa khususnya dan di Kecamatan Wawo umumnya, dikarenakan peminat yang membidangi agama sebagai penerus generasi sangat minim. Bahkan yang belajar khusus agama ke Jawa dan Jakarta enggan untuk kembali ke kampung halamannya.
Kegalauan itu, cukup beralasan karena anak-anak yang belajar khusus agama ke Jawa dan Jakarta enggan untuk kembali ke kampung halamannya. Namun agak melegakan dengan tampilnya beberapa pemuda seperti Syahrul Fath, S.Kom, Muslimin, M.Ali Mansyur, S.Pd, Ridwan, Ahmad Firdaus yang mulai terbiasa menjadi khotib dan imam tawatib sebagai pelapis mereka.
Tampilnya mereka, telah menghilangkan beban dan rasa galau dari Lebe dan masyarakat lainnya. “Kami bersyukur regenerasi sebagai calon pengganti yang sepuh sudah ada. Oleh karena itu kami terus berikan kesempatan kepada mereka untuk menjadi khotib dan imam sholat. Alhamdulillah sekarang sudah mulai terbiasa,” ucap Lebe Mansyur Hasan bangga dan bersyukur.
Senada dengan Mansyur Hasan, seorang tokoh masyarakat Wawo H.Kamaluddin Machmud mengatakan, “anak-anak muda itu, bukannya nggak bisa, tetapi karena masih berjiwa muda, dan menganggap kaum tua cukup bugar dan mampu, sehingga mereka beranggap belum saatnya untuk regenerasi. Namun karena sering diberi pemahaman, sehingga mereka sudah mulai bersedia dan tertarik,” ujar H.Kamaluddin.
Masyarakat Wawo khususnya Desa Pesa sangat senang tampilnya kaum muda, apalagi cara penyampaian dakwah atau khutbahnya semangat. “Kami khususnya ibu-ibu dengan adanya kuliah tujuh menit (kultum) setiap habis Magrib dan Subuh, sangat senang karena dapat ilmu dan penguatan iman,” demikian tutur Hj. Suhada Ismail, S.Pd. kepada Polisi News. @HMT