Bayangan Kalah Terus Menghantui, Blunder dan Error Adalah Isyarat
Theo Wawo
Karena Bokap, si-Bocil tiba-tiba menjadi Ketum Parpol. Bokap pula aturan Capres dan Cawapres yang mensyaratkan umur diubah Paman untuk loloskan si-Bocil jadi Cawapres.
Tadinya dengan jurus tipu-tipu si-Bokap ingin menjadi penguasa 3 periode. Gagal akan itu, diliriknya ADIK IPAR yang lagi berkuasa untuk ubah UU hingga loloslah si-Bocil jadi Cawapres. Lolosnya ini, minimal bayang-bayang akan JERUJI LAPAS sirna sementara.
Misalkan si-Bocil bersama si-Gemoy, bisa menang dalam Pilpres, tentu bayangan yang menyiksa akan dibidik KPK dapat ditangkal.
Permainan belum selesai. Kemungkinan kemungkinan sedang gencar dibahas. Pemenang Pilpres masih dalam tataran Survey yang manfaatkan momen untuk PANEN.
Sumringah senyum masih tersisa. Dapat pujian akan Kereta Api cepat. Bangga dengan IKN. Bangga terhadap Jalan Tol. Bangga Bangga dan Bangga…!
Bangga yang tersisa itu, masih sebagai andalan para penjilat dan munafik untuk berkoar, bahwa pembangunan berhasil dan Pilpres akan menang satu putaran.
Mereka lupa, beban rakyat semakin berat. BBM melangit, harga Sembako melonjak. Rakyat diperas melalui pajak tinggi untuk bayar hutang negara yang terus melambung.
Tuhan masih sayang jika bertobat. Akan dibiarkan liar jika tidak mau sadar. Tuhan mendengar rintihan hambaNya yang menderita dan perut lapar.
Kini jelas dan terang beda, siapa MUNAFIK dan siapa BERIMAN. Tuhan diperlihatkan, posisi berada dalam kelompok Munafik atau beriman.
Gelombang aspirasi PERUBAHAN terus menggema. Ketar-ketir para penjilat dan munafik gundahkan hatinya. Tidak ada pilihan lain kecuali gigih membela. Nalar ERROR dan retorika NGACO-pun jadi.
Bayangan akan kalah terus menghantui. ASN diancam. Para Kades diimingi janji. Masyarakat diimingi SUSU GRATIS. Mereka lupa bahwa rakyat sudah MUAK. ASN dan Kades bukan anak kecil, tetapi orang dewasa yang punya pikiran.
Semua tau akan sinyal kalah. Faham bahwa ERA-nya sebentar lagi USAI dan TAMAT.