oleh

Berkesan Indah Mengarungi Poto-Kayangan Bersama KMP. Mutiara Alas-II

POLISI NEWS, SELAT ALAS – “Telah tiba di pelabuhan Poto Tano, silakan nikmati nunggu subuh di atas kapal,” ucap awak Bus Tiara Mas kepada penumpang yang masih tertidur.

Jarum jam baru menunjukan pukul 03.30 Wita. Ratusan penumpang berbagai Bus malam jurusan Bima-Mataram naiki kapal penyebrangan Tano-Kayangan.

Menaiki anak tangga kapal, terlihat masih banyak yang nguap karena ngantuk. Sasaran utama mencari tempat untuk lanjutkan tidur. Ada juga yang ke kafetaria, pesan kopi sebagai teman duduk di pelataran kapal.

Ada yang langsung ke mushollah supaya lebih dulu mengerjakan sholat, karena memang tempatnya kecil sehingga harus antri. Penulis ikut kloter yang ini. Dan usai sholat memilih duduk di pelataran depan kapal sambil melihat kelipan lampu kapal nelayan pencari ikan.

Pandangan ke depan mulai terang. Penulis tergerak naik ke tempat pengemudian kapal. Ruangannya transparan, terlihat ada 5 orang kru di dalamnya. Dengan sopan penulis menyapa dan minta izin, “bolehkah saya masuk?,” ucap penulis. “Boleh pak…, boleh pak,…” jawab mereka sopan dan empatik.

Usai perkenalkan diri, penulis banyak bertanya kepada mereka. Mulai dari nama kapal, struktur organisasi serta tugas-tugasnya. Maklum wartawan kan suka kepo ingin tau.

Sumringah abis dapat Cuan

Dijelaskan, bahwa kapal bernama KMP Mutiara Alas-II. Jabatan tertinggi adalah Nahkoda. Ia bertanggung jawab pada keseluruhan. Namanya Ardiansyah. Ardiansyah membawahi Mualim-1,2,3, Juru Mudi dan Clasi.

Mualim-1 bernama Hery Afandi. Tugasnya berkaitan muatan kapal. Hery Afandi merupakan alumni BPKP Surabaya yaitu sebuah Akademi Ilmu Pelayaran. Dan dia lah yang banyak berikan informasi tentang tugas dan tata laksana pekerjaan kru kapal.

Tugas Mualim-2 terkait Navigasi. Jabatan ini dipegang oleh Bambang Indra Sukmayuda. Sedangkan Mualim-3 berkaitan dengan keselamatan. Dan dipercayakan kepada Fajar Wahyu.

Dua Mu’alim mengamati

Juru Mudi ada dua (2) yaitu Mohammad Aminudin dan temannya kebetulan lagi istirahat. Sedangkan Clasi dipercayakan kepada Aldi, Sayyid Zaerofi. Sayyid bercerita, bahwa setelah selesai tugas pokoknya, ia bersama Aldi senang belajar bagaimana tehnik kemudikan kapal. Menurutnya “hal ini penting jika sewaktu-waktu diperlukan,” ucap Sayyid.

Penulis pun jadi akrab dengan mereka, sehingga guyonan dan canda-canda jenaka kerap mewarnai interaksi. Polisi News, iseng bertanya pada mereka. “Pada saat mana bibir tersungging dengan senyum lebar?,” tanya Polisi News.

Dengan pertanyaan itu mereka senyum dan berusaha jawab dengan guyon. “Saat terima gaji,” jawabannya sambil ketawa.

Sebaliknya, Polisi News, masih iseng. bertanya pada kru yang rata-rata masih berusia muda (di bawah) 30 tahunan. “Pada saat mana, terpaksa wajah harus manyun,” tanya Polisi News.

Numpang bergaya

Lama mereka baru jawab. Macam-macam jawabannya. Ada yang celetuk. “Gue sih saat tanggal gajian, ditanya istri, tetapi belum terima transfer. Pasti manyun, dan ini harus pintar-pintar jawab biar istri percaya,” ucapnya sambil ketawa.

“Benar itu…! Saya juga gugup saat ditanya istri mana duit,” ucapnya. Lalu yang kedua sambung dia, “supir yang sok akrab, tetapi tidak tau sopan santun, itu sangat menyebalkan,” ujarnya.

Enaknya kami ngobrol, penyebrangan dua jam tidak terasa. Isyarat Bel, bahwa kapal akan segera berlabuh bunyi. Saatnya berpisah. Bahagia banget Polisi News, disuruh coba kemudikan kapal oleh kru-kru yang baik itu. Alhamdulillah. @HMT