Tegaskan Akan Identitas, ‘We Are Moslem’ Hindari Primordialisme
Istilah Muslim adalah identitas. Muslim itu sebuah kepribadian. Sebuah identitas menjadi kebanggaan para Nabi dan Rasul, serta orang-orang shalih. Mereka tidak ragu mendabik dada seraya berucap ‘Isyhadû bi-annã Muslimûn‘. Saksikan bahwa kami Muslim.
Tanpa disadari banyak orang sekarang tidak bangga dengan identitas Muslim. Lari ke primordial kesukuan. Misalnya, saya orang Betawi, saya orang Jawa, saya orang Sunda dll. Itu adalah cara penjajah untuk lemahkan Umat Islam. Dengan disekat-sekat sesuai suku dan golongan, maka akan mudah untuk diadu domba dan dilemahkan. Akibatnya, bersedialah menjadi jongos tanpa harga diri.
Allah telah petakan, dunia ini hanya ada Mu’min dan Kafir. Kata-kata itu benar menurut Muslim karena dari Allah. Masalah sudut pandang yang berbeda, silakan gunakan teori dan perspektif sendiri.
Rasulullah tegas mengatakan tentang perlunya persatuan Umat Muslim dan anti terhadap perpecahan:
Bukan umatku, siapa pun yang kampanyekan Ashabiyah atau Primordialisme.
Bukan umatku, siapa pun yang berperang karena Ashabiyah.
Bukan umatku, siapa pun yang mati karena membela ashabiyah.
Kalau Nabi, sudah tegas menolak perpecahan karena beda. Entah beda suku, beda ras, warna kulit, beda alur politik atau beda dukungan, lalu harapan apa lagi yang bisa hantarkan untuk dapatkan Ridho Allah?. Beda pendapat adalah Rahmat, tetapi beda hati adalah bencana.