Burung Pipit : Berbuat Lebih Baik, Ketimbang Diam Tanpa Berbuat
Suasana genting dan mencekam, saat Nabi Ibrahim kekasih Allah, dibakar Rezim Namrudz. Seekor burung pipit panik dan berpikir, apa yang bisa dilakukan untuk selamatkan Nabi Ibrahim?. Dia bertekad harus lakukan sesuatu untuk menolong padamkan api yang berkobar besar.
Burung yang diabadikan dalam Qur’an itu, lalu bolak balik ambil air dengan paruhnya yang sangat kecil, dan sudah dapat dipastikan usahanya itu tidak akan mampu padamkan kobaran api yang sangat dahsyat. Tetapi ia tetap berusaha maksimal demi kemaslahatan makhluk Allah, yaitu keselamatan Nabi Ibrahim As.
Burung-burung lain berkata pada pipit, “kenapa engkau lakukan itu?. Upayamu tidak akan mampu padamkan kobaran api yang maha dahsyat itu. Bisa-bisa kamu sendiri akan terpanggang olehnya,” ucap burung lain sepelekan upaya pipit.
Burung Pipit tidak peduli. Dengan diplomatis ia berikan jawaban yang luar biasa berkelas. Ia pandai berdiplomatis. “Air yang kubawa, mungkin tidak akan mampu padamkan api, tetapi minimal, jika Tuhan bertanya, aku bisa berikan jawaban, bahwa aku telah lakukan sesuatu, dan tidak tinggal diam untuk menolong hamba Allah yang terdzalimi yaitu Nabi Ibrahim,” jawab Pipit tegas, yang membuat burung dan makhluk lain yang mendengar terdiam seribu bahasa.
Burung Pipit dianggap sepele sebelah mata, karena badannya kecil. Namun ia cerdas, karena mampu berikan pelajaran dan hikmah bagi burung dan makhluk lainnya.
Berbuat itu lebih penting, ketimbang diam tanpa berbuat. Besar-kecil, sedikit-banyak mampu-tidak, bukan menjadi soal. Sebab Tuhan-lah yang menilai perbuatan dan upaya makhlukNya. Sekecil apapun yang dilakukan tidak ada yang sia-sia. Semuanya bernilai dan bermanfaat untuk manusia itu sendiri. @Theowawo.