POLISI NEWS, BIMA – Hati-hati mengambil hak milik orang lain, apalagi cara dzolim, fitnah sana-sini dengan tujuan agar orang lain percaya.
Pernah di suatu desa, kejadian nyata. Ada dua orang masih hubungan keluarga mengambil hak saudaranya dengan cara dzolim. Pada saat itu ada Tim BPN melakukan pengukuran tanah untuk bikin sertifikat. Pihak yang satu, manfaatkan situasi agar BPN tidak jadi melaksanakan ukur.
Kata dia kepada BPN “tanah saya batasnya sampai di sini.” Sambil dia pindahkan patok dan bergeser lebih kurang 10 meter mengambil tanah saudaranya. Tentu saja yang punya tanah keberatan hingga terjadi cecok mulut hampir berantam, sehingga BPN hentikan pengukuran.
Namun yang punya tanah ngalah sambil bersumpah, “Jika mada (saya) yang ambil tanah Ita (anda), maka saya akan dilaknat oleh Allah di dunia dan di akhirat. Begitu juga, jika Ita yang ambil tanah mada, maka Ita akan dilaknat oleh Allah di dunia apalagi di akhirat,” ucap yang punya tanah.
Ada lagi kejadian yaitu mencoret nama pemilik sebenarnya, bekerja sama dengan desa yang punya wilayah untuk mengurus SPPT menjadi nama yang merampasnya.
Benar saja… Belum ada 6 bulan, orang yang ambil tanah itu, terkena penyakit Tema (tumor) di lehernya, dia sangat menderita hingga mati. Sedangkan yang punya tanah hidup sehat seperti biasa.
Ternyata sumpah itu, tidak berhenti pada pelaku saja, tetapi terkena pada keturunan yang memakan hasil dari tanah tersebut. Mereka terlihat diteguran oleh Allah diberinya penyakit yang susah ditemukan obatnya, walaupun berobat ke berbagai dokter spesialis namun belum juga sembuh.
Teguran Allah tidak berhenti sampai di situ. Anak dan keturunannya juga dihadapkan macam-macam masalah, seperti rumah tangga bercerai atau tidak dikasih oleh Allah keturunan. Namun kejadian dan teguran tersebut susah disadarinya karena tertutup nafsu buta huruf orangnya.
Orang-orang begitu biasanya manis mulut, pandai bercerita. jika berjumpa orang lain, yang menjadi buah bibirnya hanya menjelekan orang, dan menyebar fitnah. Boleh jadi awalnya orang yang belum kenalnya akan percaya. Tetapi bagi masyarakat sudah tau tidak akan percaya, karena Allah akan buka dan perlihatkan yang benar itu benar dan yang salah itu salah.
Bagi orang yang sadar dan faham, akan percaya pada teguran Allah sehingga mau bertobat. Tetapi bagi yang tertutup hatinya, tetap menganggap perbuatannya adalah benar.