POLISI NEWS, BATANGHARI – Pemerintah telah gelontorkan dana besar untuk pembangunan desa, termasuk desa yang ada di wilayah Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Hanya saja penggunaan dana tersebut sebagian besar tidak tepat sasaran, program yang dibuat tidak didasari kajian komprehensif.
Yang menjadi masalah saat ini, adalah alokasi dana desa untuk pembuatan Kolam Bioflok yang ditawarkan Dinas Perikanan melalui penyuluh ke desa-desa Sekabupaten Batanghari. Untuk pembuatan kolam tersebut, dana yang dikeluarkan mencapai Ratusan Juta Rupiah, namun hasilnya mengecewakan.
Hasil survei Polisi News, ditemukan bahwa kolam bioflok hanya digunakan pada saat awal saja. Setelah panen awal para petani tidak berlanjut karena usaha tersebut buntung, apalagi saat musim kemarau, air sumur kering, kolamĀ kekurangan air. Akibatnya petani rugi dan meninggalkan usaha hingga terbengkalai.
Walau demikian Dinas Perikanan masih terus lakukan sosialisasi, agar pihak desa tetap usaha Kolam Bioflok, padahal sudah jelas-jelas usaha ikan pada kolam biflok banyak petani yang ogah dan meninggalkannya.
Hasil wawancara Polisi News dengan petani ikan lele dan nila pada Kolam Bioflok bahwa, “program bioflok tidak cocok di daerah yang kualitas air yang PH-nya rendah, karena itu ikan banyak mati, posisi kolam yang dari sungai hanya andalkan air sumur yang terbatas, sehingga kolam kekurangan air, dan berakibat ikan mati. Intinya kolam bioflok tempat kita ini tidak cocok, dan hanya menghabiskan dana. Awalnya kami termotivasi oleh penyuluh Dinas Perikanan dan Tenaga Ahli desa, namun hasilnya tidak sesuai,” ucap seorang petaninya.
“Masalah ini harusnya menjadi perhatian desa dan dinas terkait, agar tidak asal sosialisasi hanya dapat intensif dengan menawarkan program yang tidak tepat,” tutup petani tadi kecewa. @Ikhsan/Ayu