oleh

Retoris Cerdik Dr. Taufiq Daud, MA. MPH, Bikin Jama’ah Kajian Dhuha Kaget Terkesima

POLISI NEWS, JAKARTA – Kajian rutin diadakan Pimpinan Daerah Mujammadiyah (PDM) Jakarta Utara di Masjid Daarusy Syifaa RSIJ Sukapura Sabtu 24/08/2024, menghadirkan Pimpinan Pusat Mujammadiyah Dr.H.M.Taufiq Daud, MA. MPH. Diikuti anggota Muhammadiyah ranting, cabang dan Pengurus PDM Jakarta Utara.

oplus_0

Sebelum bahas materi, secara retoris Dr.Taufiq ingin tau dan bertanya kepada jama’ah, sejauh mana kepekaan dan kejelian mereka tentang Qur’an terutama jumlah ayatnya.

Serentak tanpa ragu jama’ah menjawab, “ada 6666 ayat…” ucap jama’ah. Dengan senyum Ustadz bertanya kembali, “apa benar segitu… Ada yang pernah hitung gak..?,” tanyanya. Jama’ah terdiam, noleh kiri kanan, harapkan ada pendapat yang menguatkan Sok Tau-nya tadi.

oplus_32

Memang jama’ahnya Sok Tau, hanya ikutan pendapat umum yang tersebar di masyarakat tanpa coba menghitungnya. Karena itu ustadz Taufiq tegaskan. “Umat Islam telah sekian lama tertipu oleh zionis yang menyebut, bahwa jumlah ayat Alquran sebanyak 6666, padahal yang sebenarnya hanya 6236 ayat. Jadi pendapat yang diyakini secara umum belum tentu benar. Karena itu perlu cerdas mengikuti tuntunan,” tegas Ustadz Taufiq.

Muslim harus tau bahwa munculnya angka 6666 itu, bagi zionis untuk menghina dan melecehkan Alqur’an. Karena selamanya mereka tidak suka dengan Islam. Menurut mereka, angka 6 adalah angka setan. “Sampai begitu mereka menghina dan membenci Qur’an,” terang Ustadz, bikin jema’ah bengong karena baru menyadarinya.

oplus_32

Dengan senyum lebih lanjut Dr.Taufiq tuturkan, “yang kena tipu bukan hanya orang awam, tetapi ada profesor yang pertahankan pendapat taklitnya, tentang jumlah ayat sebanyak 6666, sewalaupun pada akhirnya mengaku bahwa ia belum pernah menghitung jumlah ayatnya,” ungkap Dr.Taufiq.

Doktor yang smart dalam penyampaiannya itu meminta, “mulai saat ini orang Islam khususnya Muhammadiyah tidak boleh lagi terkecoh dan ikut-ikutan tanpa dasar syar’i. Jumlah ayat Alqur’an hanya 6236,” tegasnya.

Masuki kajian inti, Dr.Taufiq uraikan tentang ‘syarat Ibadah yang akan diterima Allah, hingga menjadi hamba terbaik di hadapan Allah. Berikut uraiannya ;

Pertama; Dalam beribadah harus dilaksanakan dengan Ikhlas. Ikhlas semata-mata karena Allah. Bukan karena ‘riya’ mengharap pujian dan dianggap alim oleh orang lain.

Kedua ; I’tiba. Pada hakekatnya ibadah itu terlarang, kecuali ada perintah dan contoh. Jadi setiap ibadah harus ada contoh dan tuntunan. Tidak boleh ngarang atau kreasi sendiri. Sebab Islam telah sempurna. Tidak perlu ada campur tangan manusia untuk menambah atau menguranginya.

Ketiga ; Dilarang ikut cara nenek moyang yang jauh dari tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Mereka tidak lebih tau dari Allah dan RasulNya.

Ke-empat ; Larangan mengikuti tanpa dasar. Dalam QS. Al-Isro : 36 dijelaskan, jangan mengikuti sesuatu tanpa ilmu, sebab Allah akan meminta pertanggung jawaban terhadap hal itu.

Sebagai ganjaran bagi manusia yang patuh, Allah akan berikan reward sesuai QS. 24 An-Nisa (37) yaitu : 1. Allah suka dengan orang yang sibuk dengan dunia, namun selalu ingat pada Allah. 2. Jaga sholat tepat waktu berjama’ah. 3. Sholeh secara sosial, dengan taat keluarkan zakal, beramal dll.  4. QS. Kahfi (49) jangan berbuat dosa.

Sadarilah bahwa semua yang dikerjakan di dunia akan tercatat dalam kitab amal. Alangkah malu dan menyesalnya jika menerima buku catatan amal yang tidak bisa untuk diperbaiki atau direvisi. Yang terbaik, mumpung masih ada kesempatan, hendaknya bertobat dan meminta ampun kepada Allah.

Akhiri paparannya Dr.Taufiq ingatkan kembali kepada seluruh jama’ah bahwa, sungguh keliru, jika berada di Muhammadiyah hanya berniat untuk mencari jabatan, atau menjadikan Muhammadiyah sebagai batu loncatan untuk mencapai ambisi materi. Sebab pendiri Muhammadiyah berpesan, hidup-hidupilah Muhammadiyah, dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah. @HMT