Mengenaskan Nasib Presidenku : Harapan Akhiri Jabatan Dengan Tenang Terhormat, Malah Dihantui Bayangan Sengsara Nestapa
Oleh : Endang K Sobirin
Akhir masa jabatan idealnya nyaman dan terhormat. Sebagaimana pesawat landing tanpa gejolak. Namun nampaknya tidak demikian dengan Presidenku Joko Widodo, serangkaian ranjau bakal menghambatnya.
Mengakhiri masa jabatannya, sudah menyelesaikan Sidang Kabinet terakhir. Dia bertekad sebulan akhir masa jabatannya, akan berkantor di IKN (Ibu Kota Negara). Sementara stabilitas keamanan dalam negeri sudah diserahkan kepada Kapolri dan Panglima TNI.
Entah apa yang akan dikerjakan Jokowi selama di IKN, sementara aktivitas para menterinya di Jakarta. Tidak ada lagi tugas baru yang akan dimonitor, semua tugas hanya tinggal menyelesaikan target akhir. Ibarat Gangstar, Jokowi sedang menunggu “setoran” para anak buahnya.
Sebetulnya Jokowi bisa husnul khotimah diakhir masa jabatannya, melenggang tenang menempati rumah yang disediakan negara. Namun ulah Kaesang, Gibran, dan Boby Nasution menjadi batu sandungan, menjadikan landing pesawatnya tidak mulus.
Penggunaan private jet dan hidup hedon diungkal lengkap Roy Suryo. Bukan cuma itu, setidaknya ada dua laporan yang masuk ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dengan dugaan grafitasi. Selain dari MAKI (Mararakat Anti Korupsi Indonesia), laporan juga diajukan Ubaidilah Badrun. Ubaidilah malah sudah melaporkan putra mahkota sejak awal kekuasaan Jokowi. Dimana ada pembelian 180 juta lembar saham dilakukan oleh putra mahkota. Namun kaporannya tidak pernah digubris.
Dugaan grafivikasi yang dilaporkan diakhir masa jabatan Jokowi, akan diproses KPK. Asmawi Ketua KPK, ga ada yang ditakutin, ga masalah, diakhir masa jabatannya yang tiga bulan. Asmawi jg dapat dukungan dari Alexander Marwata komisioner KPK.
Sebagai pintu masuk, dugaan korupsi yang sudah mulai akan disidik KPK, akan membuka tabir korupsi Jokowi dan dinastinya.
Laporan Petisi 100 yang sudah lama digaungkan, juga akan berproses signifikan. Belum lagi dugaan kecurangan Pilpres yang dilakukan Jokowi, harus diusut tuntas. Jangan biarkan kecurangan tanpa proses, kata Abraham Samat, nantinya akan terulang setiap Pilpres.
Ancaman mahasiswa yang akan menandingi pengerahan massa berani mati demi Jokowi, akan menjadi preseden buruk. Belum lagi ancaman people power yang akan mendominasi diakhir September sampai H-1 sebelum Jokowi lengser. Berbagai elemen yang tidak akan membiarkan Jokowi menyerahkan jabatan dengan mulus, akan melakukan demo besar-besaran sampai tumbang. Paling menyakitkan sewaktu menghadiri pertandingan bola Indonesia vs Australia, hampir semua penonton meneriaki Jokowi : “Bajingan!”
Sungguh sesuatu yang buruk akan terjadi sewaktu Jokowi akan lengser. Seperti landasan landing yang dipenuhi ranjau. Akankah Jokowi bisa tidur pulas di IKN di 30 hari terakhir masa jabatannya.?