oleh

Kenapa Harus Istri ?

Seorang Profesor disalah satu perguruan tinggi terkemuka Jakarta prihatin adanya image negatif dalam masyarakat yaitu tentang istilah bekas istri atau bekas suami”. Lalu siapakah isteri itu?

Menyangkal hal itu Sang Profesor melakukan riset sederhana dengan meminta kepada salah satu mahasiswanya yang telah beristri untuk maju ke depan papan tulis.

Profesor menyuruh mahasiswa tersebut untuk menulis 10 nama orang yg paling dekat dengannya.

Mahasiswa itu lalu menulis 10 nama ; ada nama tetangga, orangtua, teman kerja, istri, anak, saudara, dan seterusnya.

Profesor kemudian meminta “silakan pilih 7 orang di antara 10 yang kamu benar-benar ingin hidup terus bersamanya.” Mahasiswanya lalu mencoret 3 nama

Lalu dimintanya lagi untuk mencoret 2 nama lagi, sehingga tinggalah 5 nama tersisa.

Profesor memintanya lagi untuk mencoret 2 nama dari 5 nama tersisa. Dan yang tertera di papan tulis hanya 3 nama yaitu: “Ibu, Istri dan Anak.”

Suasana kelas jadi hening. Mereka kira semuanya sudah selesai dan tak ada lagi yang harus dipilih.

Tiba-tiba Profesor  berkata :  “Silakan coret 1 nama lagi..!”

Mahasiswa itu tertegun untuk sementara waktu, lalu perlahan ia mengambil pilihan yang amat sulit…dan mencoret nama
“Ibu” nya… !

Suasana semakin tegang hening dan mencekam, semua terdiam seribu bahasa.

Profesor berkata kembali : “Silakan coret 1 nama lagi..! Mahasiswa semakin bingung. Mereka semua berpikir keras mencari pilihan terbaik.

Mahasiswa itu kemudian mengangkat spidolnya dan dengan sangat lambat, ia mencoret nama:”Anaknya ….!”

Bersamaan dengan itu, sang mahasiswa tidak kuat lagi membendung air matanya, dan …, Ia pun ” menangis

Suasana sedih meliputi seluruh sudut ruang kelas. Hanya Isak haru yang memecahkan suasana hening.

Setelah semua tenang, Sang Profesor bertanya kepada mahasiswanya, “kenapa kamu tidak memilih  orang tua yang telah melahirkan dan membesarkanmu. Dan juga tidak memilih ‘anak’ darah dagingmu?

Kenapa kamu memilih ‘istri’. Toh istri kan bisa dicari lagi?

Semua mahasiswa dalam ruang kuliah terpana menunggu jawaban dari mahasiswa tersebut…!

Lalu ia pun berkata “Seiring berjalannya waktu orang tua saya harus pergi akan meninggalkan saya. Demikian pula anak jika dia sudah dewasa lalu menikah, ia pasti meninggalkan saya juga….!”

“Jadi orang yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini, bahkan yang sabar dan setia mendampingi dan mensupport saya saat tertatih-tatih, terseok-seok menghadapi kehidupan dan karir adalah istri saya” jawab mahasiswa tersebut.

Setelah menghela nafas panjang mahasiswa tersebut melanjutkan,
“Orang tua dan anak bukanlah saya yang memilih, tapi Allah yang menganugerahkannya. Sedangkan ‘Isteri’, saya sendirilah yang memilihnya dari sekian wanita yang saya kenal…!”

Salam sayang pada para istri yang rela bangun lebih awal untuk menyiapkan keperluan kita dan anak kita…!

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *