oleh

Suara Parau Dari Pantai Pede Labuan Bajo NTT, Nunggu Belaian Dari Sang Bupati

POLISI NEWS, LABUAN BAJO – Suara parau penuh harap dari pengunjung dan pedagang kecil di Pantai Pede Labuan Bajo ingin mengetuk hati Bupatinya.

Kenapa begitu…?

Kepada Polisi News mereka ungkapkan. “Andai saja bupati atau pemerintah peka, tentu akan tercatat sebagai bupati yang peduli dan dicintai warganya,” ujar Edy Rozak salah satu warga pemerhati sosial masyarakat di Labuan Bajo.

Menurut Edy, jika saja bupati dapat menata tempat itu, tidak memerlukan biaya banyak. “Cukup dibuatkan WC umum dan diurug jalan masuk pantai, syukur² diaspal. Itu aja kok yang diminta warganya,” ungkap Edy.

“Apalagi Pantai Pede mudah dijangkau, alamnya indah dan landai, hingga nyaman untuk mandi dan berenang bagi anak²,” ujarnya.

Ibu Maya yang tiap hari mengais reziki menjual kopi saset di tempat itu yang ditemui terpisah oleh Polisi News menuturkan, problem di sini hanya pada jalan masuk dan tempat untuk buang air kecil (WC).

“Andai saja ada yang peduli, pasti banyak orang senang, sehingga kendaraan tidak terseok-seok dan orang yang kebelet pipis, tidak pipis sembarangan,” ucapnya.

“Saya ini dengan mengendarai Motor Tosa tiga roda itu, sambil menunjuk motornya, menerjang jalan itu dengar resiko, bergerak seluruh tubuh, oleng ke kiri, oleng ke kanan bergerak bebas apalagi agak gemuk gini,” akunya

Menurut pengakuannya, Ibu Maya, sudah dua tahun menjajal kopi saset dan minuman ringan di Pantai Pede. Ia harus bekerja berat untuk hidupi keluarganya.

Yang lebih mengagumkan dari penuturan Ibu Maya, “untuk mengais reziki dan mencari makan untuk jeluarga tidak perlu gengsi dan malu yang penting keluarga bisa makan,” ungkapnya optimis.

Pintanya, “mudah²an ada yang tergerak hatinya untuk penuhi harapan kita berupa WC dan urug jalan di pintu masuk, hingga para pedagang kecil akan terbantu, dengan tertariknya pengunjung untuk datang ke pantai ini,” ujar Maya.

Di akhir obrolannya dengan Polisi News, Maya, sering melihat beberapa penggunjung yang kebelet pipis, terpaksa masuk ke semak² untuk buang air kecil tanpa cebok. “Itu kebanyakan laki². Kalau perempuan malulah,” pungkas Maya sambil senyum. (Teo Dewa)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *